Hendak Bertengkar? Baca ini :)

From: MOH. ISNAENI H., (IH)

Buat Yang Udah Nikah, Mau Nikah, Punya Niat Untuk Nikah Sebarkan kepada orang-orang yang kalian kenal. Dan mudah-mudahan bermanfaat.

Bertengkar adalah fenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: “Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya!” Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Yang jelas kita perlu menikmati saat-saat bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi.

Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan-pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi. Tulisan ini murni non politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa membacanya. Bacalah dengan sabar, lalu renungi dengan baik, setelah itu…terapkan dalam keseharian kita……. Setuju friend’s…???

…….Suatu ketika seseorang berbincang dengan orang yang akan menjadi teman hidupnya, dan salah satunya bertanya: “Apakah ia bersedia berbagi masa depan dengannya, dan jawabannya tepat seperti yang diharap. Mereka mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga ke depan.
Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala mereka bertengkar. Dari beberapa perbincangan hingga waktu yang mematangkannya, tibalah mereka pada sebuah Memorandum of Understanding, bahwa kalaupun harus bertengkar, maka :

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama’ah, cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama’ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika seorang marah dan saya mau menyela, segera ia berkata “STOP” ini giliran saya ! Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : “kamu makin cantik kalau marah, makin energik…”
Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang dikasihi… “duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu ….”.

Demikian juga kalau pas kena giliran saya “yang olah raga otot muka”, saya menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya 🙂 . Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah. pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama’ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama’ah selain marah 🙂 .

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlibat masa (maksudnya masa lalu kita). Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah.

Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa,
menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya.

Kalau saya terlambat pulang dan ia marah, maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah “ungkapan rindu yang keras”. Tapi bila itu dikaitkan dengan seluruh keterlambatan saya, minggu lalu, awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh. Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula), sepedas apapun saya marah, maka itu adalah “harapan ingin disayangi lebih tinggi”. Tapi kalau itu dihubungkan dengan kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat, plus tuduhan “Sudah tidak suka lagi ya dengan saya”, maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups…! saya telah membunuhnya, membunuh cintanya.

Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah … OK, marahlah tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini …..

3. Kalau marah jangan bawa-bawa keluarga saya dengan isteri saya terikat baru beberapa masa, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Qur’an,
seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40).

Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke kancah “awal cinta yang panas ini”. Kata ayah saya : “Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak”. Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma’afnya dari pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri
saya..”. Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usah ditambah tambah dengan memusuhi mertua!

4. Kalau marah jangan di depan anak-anak, anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah
kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tuanya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibunya. Membela ibu, tapi itu ‘kan bapak saya. Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :

* Ibu : “Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!”
* Bapak : “Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini kuda ????!!!!
* Anak : “…… Yaaa … ibu saya babu, bapak saya kuda …. terus saya ini apa ?”

Kita harus berani berkata : “Hentikan pertengkaran !” ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata bahasa hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat, Pada setiap tahiyyat kita berkata : “Assalaa-mu ‘alaynaa wa ‘alaa’ibaadilahissholiihiin” Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba-hambamu yg sholeh….

Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai Nya, padahal nyawamu ditangan Nya.

OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti lho itu janji dengan Ilahi …. Marahlah habis shubuh, tapi jangan lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya … Atau habis isya sebatas….??? Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat kalau
habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar … 🙂 .

6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema’afkan, tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah “proses belajar untuk mencintai lebih intens”. Ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita maki-maki.

Ini saja, semoga bermanfa’at, “Dengan ucapan syahadat itu berarti kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi”.

*Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia pintar tapi bodoh*

Manfaat Menikah Muda ^_^

Mengapa Menunda Pernikahan??

Kalau kita tanya seorang pemuda / pemudi, Mengapa belum menikah?
Maka jawabanya antara lain :

1. Masih kuliah / menuntut ilmu

Dikhawatirkan bila menikah akan mempengaruhi prestasi belajar danmempengaruhi persiapan masa depan.

Hal ini sesungguhnya tergantung dari manajemen waktu, waktu yang biasanya dipakai untuk hura-hura setelah waktu kuliah, diganti dengan mencari nafkah atau bercengkrama dengan keluarga. Disisi lain, bisa menghemat sewa kamar (kost-kost an), dapat saling membantu mengerjakan tugas (kalau satu bidang studi) atau dapat memperluas wawasan diskusi interdisipliner, misalnya suami studi ilmu komputer dan istri akutansi maka diskusi komputasi akutansi akan nyambung, atau biologi dengan kimia diskusi tentang biokimia.

2. Bila menikah akan terkekang tidak bisa bebas lagi

Ttidak bisa kongkow-kongkow (jalan- jalan santai) di mal setelah pulang kuliah atau kerja bertambah beban tanggung jawab untuk memberi nafkah istri dan anak.

3. Belum siap dalam hal materi/rezeki

Banyak yang beranggapan kalau mau menikah harus siap materi, yang berarti harus punya jabatan yang mapan, rumah minimal BTN, kendaraan dll, sehingga bila belum terpenuhi semua itu, takut untuk “maju”.

4. Tidak ada / belum ada jodoh

Dibawah ini adalah pesan Rosul SAW : Imam Thabrani meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa menikahi wanita karena kehormatannya (jabatan), maka Allah SWT hanya akan menambah kehinaan; Barang siapa menikah karena hartanya, maka Allah tidak akan menambah kecuali kefakiran; Barang siapa menikahi wanita karena hasab (kemuliaannya), maka Allah hanya akan menambah kerendahan. Dan barang siapa yang menikahi wanita karena ingin menutupi (kehormatan) matanya, membentengi farji (kemaluan)nya, dan mempererat silaturahmi, maka Allah SWT akan memberi barakah-Nya kepada suami-istri tersebut”. Imam Abu Daud & At Tirmidzi meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tetapi nikahilah wanita itu karena agamanya. Sesungguhnya budak wanita yanghitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (dari pada wanita kaya & cantik tapi tidak taat beragama)”. Bukan berarti Rasulullah SAW mengabaikan penampilan fisik dari pasangan kita, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Kimpoiilah wanita yang subur rahimnya dan pecinta” (HR Abu Daud, An Nasai & Al Hakim). “Tiga kunci kebahagiaan suami adalah : Istri yang solehah yang jika dipandang membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuat tenang karena bisa menjaga kehormatannya dan taat pada suami”

5. Mungkin masih ada alasan lainya

Yang tidak akan dibahas disini misalnya : karena kakak (apalagi wanita) belum menikah  atau karena orang tua terlalu selektif memilih calon mantu.

Manfaat Menikah Di Usia Muda :

1. Menjaga kesucian farj (kemaluan) dari perzinaan serta menjaga pandangan mata

2. Dapat melahirkan perasaan tentram (sakinah), cinta (mawaddah) dan kasihsayang (rahmah) dalam hati.

3. Segera mendapatkan keturunan

Hati semakin tenang dan sejuk dengan adanya istri dan anak. Di antara faedah segera menikah adalah lebih mudah menghasilkan anak yang dapat menyejukkan jiwa. Istri dan anak adalah penyejuk hati. Oleh karena itu, Allah -subhanahu wa ta’ala- menjanjikan dan mengabarkan bahwa menikah dapat membuat jiwa semakin tentram. Dengan menikah seorang pemuda akan merasakan ketenangan, oleh karenanya ia pun bersegera untuk menikah. Demikian pula dengan anak. Allah pun mengabarkan bahwa anak adalah separuh dari perhiasan dunia.

Anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Setiap manusia pasti menginginkan perhiasan yang menyejukkan pandangan. Sebagaimana manusia pun begitu suka mencari harta, ia pun senang jika mendapatkan anak. Karena anak sama halnya dengan harta dunia, yaitu sebagai perhiasan kehidupan dunia. Inilah faedah memiliki anak dalam kehidupan dunia. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, anak yang sholih akan terus memberikan manfaat kepada kedua orang tuanya.

4. Penyempurna agama

Menikah adalah sunnah Rosul yang merupakan ibadah, dalam setiap aktifitas dalam pernikahan bernilai ibadah. Menikah adalah penyempurna agama seseorang. “Ketika seseorang telah menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh agama. Maka hendaklah dia bertakwa kepada Alloh dalam separuh yang tersisa” (HR. Baihaqi)

Pernikahan adalah hukum natural yang telah disyariátkan Alloh dijadikan sebagai sarana untuk menyempurnakan agama, menjaga harga diri, terampuni dosa, memelihara kekuatan generasi muda, menjaga fisik, mempererat tali persaudaraan baik antar individu maupun antar kelompok, memperkuat pilar umat, dan menjunjung tinggi kalimat-Nya.

Pernikahan adalah penyatuan dua hati, dua jiwa, dua perbedaan yang tidak harus menjadi sama, karena perbedaan itulah yang membuat dua hati dan dua jiwa saling mengisi hari, saling menghargai, saling mengasihi, saling menyayangi hingga perlahan cinta itu tumbuh dan bermekaran dalam kehidupan dua insan yang berbeda itu.

“Semoga bermanfaat buat kita semua :) Jangan takut untuk menikah muda, karena saya sendiri juga menikah muda, dan merasakan ketenangan jiwa yang sebelumnya belum pernah saya rasakan waktu masih melajang (single). Kebahagian yang dirasakan setelah menikah berbeda banget dengan kebahagiaan sebelum menikah, walau terkadang ada krikil-krikil yang menerjang (itu hal yang wajar dalam menjalin rumah tangga). Kini saya dan suami sedang mengharapkan kehadiran buah hati dari pernikahan kami ini. Semoga kami diberi keturunan yang sholeh sholehah, dan kami bisa menjadi orang tua yang sholeh sholehah pula, bijaksana, bisa menjadi panutan bagi anak-anak kami kelak. Amiiiiiieenn………. :)

Jangan takut untuk nikah muda ya…… Allah Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk hamba-hambanya :)

 

 

sumber : http://sofie05.wordpress.com/2010/08/23/manfaat-menikah-muda-_/

Persiapan Dana Pendidikan Penting Tidak Sih?

Oleh: Safir Senduk
Artikel: Dasar-Dasar Keuangan
Dikutip dari   Tabloid NOVA No. 753/XIV

Bulan Juli yang baru saja berlalu merupakan bulan dimulainya tahun ajaran baru 2002. Selalu bisa ditebak bahwa setiap kali awal tahun ajaran baru, semua orang sepertinya bicara tentang pentingnya pendidikan. Dan kalau Anda perhatikan, hal ini biasanya menular kepada semangat bersekolah dari anak itu sendiri. Coba perhatikan betapa bersemangatnya anak-anak Anda ketika mereka masuk sekolah kemarin.

Wajar saja, kalau Anda sebagai orang tua menunjukkan semangat tentang pentingnya pendidikan, ditambah lagi lingkungan di sekitar Anda juga menunjukkan semangat yang sama, maka pastilah semangat tersebut juga akan tertular ke anak Anda sehingga wajar bila anak-anak sekolah sangat bersemangat masuk sekolah pada hari-hari pertama tahun ajaran baru kemarin.

Tetapi sayangnya, dari pengalaman saya selama ini, saya banyak menemukan orang tua yang ­ walaupun sadar bahwa pendidikan itu sangat penting ­ tetapi tidak begitu mempedulikan persiapan dana pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh, banyak cerita tentang beberapa orang tua yang meminjam uang kesana-kemari pada saat datangnya tahun ajaran baru. Selain itu, Kantor Pegadaian juga penuh karena banyak orang yang menggadaikan barang-barangnya untuk membayar uang sekolah anak.

Kenapa sih orangtua kadang tidak siap dari segi dana ketika tiba waktunya si anak masuk sekolah? Jawabannya, mungkin karena orangtua tidak menganggap bahwa dana pendidikan itu penting untuk dipersiapkan sejak sekarang. Lho, apakah memang penting menyiapkan dana pendidikan untuk anak? Jawabannya saya tulis besar-besar di sini: PENTING.

Ada empat alasan kenapa dana pendidikan penting untuk dipersiapkan, bahkan kalau bisa sejak sekarang:

1. Mahalnya Biaya Pendidikan Pada Saat Ini
Biaya Pendidikan pada saat ini sudah cukup tinggi. Sebuah universitas swasta terkenal di Jakarta ada yang meminta uang kuliah sebesar sekitar Rp 60 – 70 juta bagi mereka yang masuk kuliah tahun 2002 ini selama 5 tahun sampai lulus nanti. Bagi banyak orang, biaya pendidikan setinggi itu sudah tentu terasa mencekik leher.

2. Naiknya Biaya Pendidikan dari Tahun ke Tahun
Sudah biaya pendidikan di rasa mahal, jumlah tersebut biasanya akan terus naik dari tahun ke tahun. Dengan asumsi kenaikan sebesar 10 persen per tahun, maka dalam 17 tahun mendatang, bukan tidak mungkin Biaya Kuliah selama 5 tahun di S1 bisa mencapai sekitar Rp 300 juta.

3. Ekonomi Tidak Selalu Baik
Orang tua bisa saja menganggap bahwa penghasilannya sekarang aman-aman saja mengingat baiknya keadaan ekonomi sekarang ini. Sehingga mereka yakin bila si anak masuk sekolah nanti, dananya pasti tersedia. Tetapi, bila keadaan ekonomi menurun, bukan tidak mungkin penghasilan orang tua menjadi berkurang atau malah berhenti sehingga bisa saja dana pendidikan untuk si anak tidak akan siap bila dibutuhkan.

4. Fisik Manusia Tidak Selalu Sehat
Jangan anggap bahwa fisik manusia akan selalu sehat untuk bisa terus bekerja dan mendapatkan penghasilan. Bila Anda tidak menabung dan mempersiapkan dana pendidikan anak dari sekarang, maka bila suatu saat kelak fisik Anda tidak memungkinkan untuk Anda bisa terus bekerja, jangan harap dana pendidikan untuk anak Anda bisa tersedia.

Selain keempat alasan di atas, sebetulnya ada satu alasan lagi yang membuat kenapa dana pendidikan penting sekali untuk dipersiapkan sejak sekarang, yaitu: “Karena jadwal pendidikan anak Anda tidak mungkin dimundurkan atau ditunda.” Jadwalnya sudah pasti. Contohnya, kalau anak Anda sudah waktunya masuk SD tetapi Anda tidak punya dana yang cukup untuk membayar uang pangkal-nya, masak Anda mau memundurkan jadwal anak Anda masuk SD ke tahun berikutnya hanya supaya Anda bisa membayar biaya uang pangkal-nya secara penuh? Tidak, kan? Jadi, persiapkan dana pendidikan anak Anda sejak sekarang. Jangan tunda lagi. Tentang bagaimana cara menghitung dana pendidikan, akan saya jelaskan dalam kesempatan mendatang.